Putus Sekolah, Remaja 16 Tahun Bersinar Dibidang Teknologi

CALIFORNIA – Putus sekolah tidak
berarti seseorang itu berhenti
belajar ataupun berkarya.
Contohnya, David Karp yang
merupakan pendiri Tumblr sukses
meraih mimpinya meski tidak
berhasil menyelesaikan bangku
sekolahnya. Hal ini pula yang
mendorong seorang remaja 16
tahun untuk terus memperdalam
minatnya dalam pemrograman.
Adalah Ash Bhat, lelaki asal San
Jose di California, Amerika
Serikat (AS) berhasil
memenangkan beasiswa penuh dari
Apple Worldwide Developers
Conference (WWDC) karena
aplikasi yang ia kembangkan
telah laris manis hingga “ludes”
dalam waktu dua menit pada April
lalu.
Bahkan, disadur BusinessInsider,
Jumat (7/6/2013), Bhat
dipekerjakan di salah satu
perusahaan startup setelah ia
berhasil menemukan sebuah bug
(gangguan) dalam salah satu kode
situs yang memungkinkan
penggunanya dapat memenangi
hadiah berulang kali.
“Saya menemukan sesuatu yang
agak ‘sensitif’ tapi harus saya
beritahu, meskipun saya tau akan
ada konsekuensinya setelah itu,”
cerita Bhat. Berangkat dari niat
yang baik itulah, ia memberanikan
diri untuk mengirim email ke pihak
situs startup Kipp dengan
melampirkan video dokumentasi
mengenai kesalahan program
tersebut.
Alih-alih, pihak Kipp justru
menawarkan Bhat untuk magang
dengan upah USD10 ribu atau
sekira Rp97 jutaan. Sejak saat
itu, ia memperoleh banyak
kesempatan untuk belajar hingga
akhirnya terbuka jalan untuk
mengikuti WWDC.
“Saya bilang, aplikasi Siri
(asisten melalui perintah suara)
pada Apple itu menyebalkan.
Karena membuat penggunanya
harus klik tombol di layar iPhone
sebelum melakukan perintah
suara,” katanya. Sebab itu, Bhat
mengembangkan sebuah perangkat
lunak untuk menavigasi iOS
dengan perintah suara dan
mendengarkan feedback-nya
tanpa harus klik tombol.
Aplikasi itu dinamakan iShoolerz
ini diperuntukkan untuk anak-
anak sekolah, di mana akan
disesuaikan dengan program
sekolah masing-masing. Aplikasi
yang dikembangkan Bhat ini
sekarang sudah digunakan oleh 16
ribu siswa. Tak berhenti sampai
disitu saja, Apple bahkan
memberikannya hadiah ratusan
dolar untuk aplikasi ini.
Karena talentanya yang luar
biasa ini, seorang ahli
pemrograman dan pendiri
perusahaan Y Combinator tertarik
untuk berbicara empat mata
dengan Bhat. Rupanya,
pembicaraan tersebut
dimaksudkan untuk mendorong
Bhat agar tetap melanjutkan
pendidikannya yang akan
menjadinya bekal di kemudian
hari.
“Dia (Paul) bilang, aku terlalu
muda untuk putus sekolah. Paul
berbicara tentang analogi
programmer bisa akan lebih maju
apabila didukung pendidikan yang
kuat. Tapi jika aku tidak setuju
dengan pendapat itu, dia
berharap aku benar-benar bisa
memetik hikmah ‘drop out’ ini,”
ungkap Bhat.
Meski saat itu ia masih
bersikeras untuk tidak
melanjutkan sekolahnya, namun
ia pun mulai mencerna nasehat
dari Paul tersebut. Bahkan Bhat
sempat mengungkapkan kepada
orangtuanya setelah ia
mendalami minatnya untuk pergi
ke Hackathon, ia berniat untuk
kembali ke bangku sekolah lagi.
Saat ini sendiri ia sedang menulis
kode untuk sebuah perusahaan
besar.

Comments