Setelah Myanmar, Telkom Kandas di

Jakarta - Rencana Telkom untuk
melebarkan sayap ekspansi
internasionalnya kembali kandas.
Setelah gagal mendapatkan lisensi
seluler di Myanmar, BUMN
telekomunikasi ini juga tak mampu
menembus Arab Saudi untuk lisensi
Mobile Virtual Network Operator
(MVNO).
Direktur Utama Telkom Arief
Yahya sebelumnya sempat
mengungkapkan, Arab Saudi
menjadi salah satu negara yang
dibidik karena terdapat satu juta
warga negara Indonesia di sana.
Untuk kerjasama ekspansi di Arab
Saudi, Telkom sempat menjajaki
kemungkinan menggandeng satu
dari tiga operator telekomunikasi
lokal seperti Mobily, Zain, atau
Saudi Telecom Company (STC).
"Operator yang paling tinggi
memberikan benefit terbesar
adalah operator yang kami
prospek. Sekarang masih paralel di
sana. Mereka akan mengumumkan
skema MVNO pada Mei. Kami tunggu
inisiatif mereka," ungkap Arief
usai Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan Telkom, beberapa waktu
lalu.
Nama sayangnya, nama Telkom tak
masuk dalam daftar shortlist
bidder yang diumumkan oleh The
Communications and Information
Technology Commission (CITC)
untuk memperebutkan tiga lisensi
MVNO di Arab Saudi.
Melalui situsnya, CITC hanya
mengumumkan lima kandidat yang
lolos, yakni konsorsium Axiom
Mobile, Virgin Mobile Saudi
Consortium, Jawraa Consortium
Lebara, FastNet Consortium, dan
Safari Consortium.
CITC sendiri menyatakan kandidat
yang lolos akan dievaluasi
sebelum mendapatkan lisensi.
Pemenangnya juga diharuskan
untuk bekerja sama dengan
operator lokal untuk
menyelenggarakan seluler atau
layanan data. Kabarnya, Virgin
Mobile akan menggandeng STC,
sementara Axiom melirik jaringan
milik Zain.
Di Timur Tengah, Arab Saudi
menjadi negara ketiga yang
mengadopsi MVNO setelah Oman
dan Yordania. Pemberian lisensi
MVNO ini dianggap sebagai bagian
dari liberalisasi terhadap industri
telekomunikasi di negeri Arab
Saudi.
CITC sendiri membanderol satu
lisensi MVNO senilai USD 1,33 juta
atau sekitar Rp 13,039 miliar.
Selain membayar lisensi di tahun
pertama, 15% dari pendapatan
usaha nantinya juga harus
dibayarkan ke regulator setelah
beroperasi. Sementara untuk
pembayaran lisensi tahunan
dihitung dari 1% pendapatan usaha
MVNO.

Comments