Pesona BBM (BlackBerry Messenger) yang Kian Redup?

DESEMBER 2004, menjadi awal
kemunculan BlackBerry di
Indonesia. Waktu itu, perangkat
garapan RIM (Research in Motion)
mendadak menjadi primadona
yang berhasil membius
masyarakat di Tanah Air.
Seri BlackBerry pertama yang
masuk adalah 7730 dan melalui
operator Indosat, RIM berhasil
melambungkan nama BlackBerry di
jagad gadget Indonesia. Awalnya
Indosat menawarkan layanan
BlackBerry Enterprise Server.
Targetnya adalah untuk kalangan
perusahaan, tapi siapa sangka
hanya dalam waktu tiga bulan
sudah mencapai angka 300
pelanggan dari corporate. Hingga
akhirnya dilepas ke pengguna
personal pada tahun 2005. Baru
setelah itu, operator lokal lain
seperti XL dan Telkomsel ikut
kepincut untuk menggoda para
konsumen menggunakan produk
besutan Kanada itu.
Popularitas BlackBerry di Tanah
Air pun terus memuncak hingga
2012. Bahkan, bisa dibilang
kehadiran iPhone, Android, dan
Windows Phone belum mampu
menggesar tahta RIM di posisi
teratas. Padahal di luar negeri,
BlackBerry sudah babak belur
dihajar iPhone, Samsung dan
Android.
Patut diakui, masyarakat
Indonesia begitu menggemari
produk BlackBerry. Umumnya
pengguna handset BlackBerry di
Indonesia kurang memfungsikan
smartphone-nya dengan maksimal.
Mereka kebanyakan hanya
memakai fitur BBM-nya saja.
Itu terbukti dari data yang
teruangkap bahwa lebih dari 60
juta penguna aktif per bulan,
dengan lebih dari 51 juta orang
menggunakan BBM rata-rata 90
menit per hari. Lalu, apa yang
menjadi alasan “dewi cinta”
memanahkan hati konsumen
Indonesia untuk begitu lengket
tak terpisahkan dengan aplikasi
ini?
Menurut Senior Product Marketing
Manager Mobility and Security,
APJ, Marrie Pettersson, mengapa
BlackBerry begitu diminati di
Tanah Air, menurut Marrie,
smartphone tersebut bisa
digunakan untuk berbagai
kebutuhan, seperti pesan teks,
kirim foto serta video. Namun
yang paling terpenting adalah
penggunaan email untuk
kebutuhan kantor yang lebih
mudah dibandingkan platform
lainnya.
“Ini hasil yang cukup mengejutkan.
BlackBerry memiliki share market
yang sangat besar di Indonesia
dibandingkan di negara lain.
Sedangkan di negara luar
penggunaan Android yang tertinggi
untuk menunjang kebutuhan
kantor. Hal ini dikarenakan,
aktivitas mobility di Indonesia
masih dalam tahap berkembang.
Belum seperti negara lain yang
sudah sejak lama maju,” ungkap
Marrie di Jakarta, beberapa
waktu lalu.
Dengan berbagai keunggulannya
itu, menjadi wajar bila
BlackBerry begitu digandrungi di
Indonesia. Tapi itu dahulu,
terkini, seiring berjalannya
waktu, pesona BBM mulai
memudar, terlebih semua yang ada
di BlackBerry bisa dinikmati di
WeChat, Whatsapp, Kakao Talk,
Line, Facebook Messenger dan
masih banyak lagi. Semua itu bisa
dinikmati melalui Android, dan
juga gratis.
Bahkan, untuk mengembalikan
kejayaan BBM, BlackBeryy
mencoba mengubah
peruntungannya dengan masuk ke
platform Android dan iOS .
Rencannya akan dimulai
pertengahan 2013 mendatang.
Meski mengejutkan beberapa
pihak sekaligus menyenangkan
non-pengguna BlackBerry, namun
keputusan ini dinilai berani. Lalu
yang mejadi alasan BBM hadir di
perangkat robot hijau dan iOS
rupanya untuk menghindari
pengguna BlackBerry itu sendiri
pindah ke lain hati dan menarik
hati konsumen potensial yang
jauh lebih besar.
“Ini merupakan waktu yang
benar-benar pas bagi BBM untuk
menjadi layanan multi-platform
mobile. BBM akan selalu menjadi
salah satu layanan yang paling
menarik bagi pelanggan
BlackBerry, karena memungkinkan
mereka untuk dengan mudah
terhubung setiap saat dan
mempertahankan privasinya,” ujar
Wakil Presiden Software
BlackBerry, Andrew Bocking
seperti dikutip USAToday.
“Kami sangat gembira pengguna
iOS dan Android berkemungkinan
untuk bergabung dengan komunitas
BBM,” sambungnya.
Langkah ini diambil oleh
BlackBerry lantaran melihat
pasarannya yang kian menurun
dan banyaknya pengguna yang
beralih ke platform lain.
Menurut laporan forum Crackberry,
hengkangnya pengguna BlackBerry
dari BBM terjadi di hampir negara
seperti Amerika Serikat,
Australia, Hong Kong, Thailand,
India, Filipina, Singapura, Vietnam
dan Malaysia sejak Oktober 2012
lalu.
Bahkan, Menteri Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) RI, Tifatul
Sembiring mengungkapkan
penjualan BlackBerry saat ini
menurun hingga sebesar 70 persen,
seperti disitat dari Techinasia.
Timbul pertanyaan, apakah ini
pertanda kejayaan BlackBerry
mulai meredup.?
Bagaimana dengan Indonesia.
Akankah mengikuti jejak negara
lain untuk mengucapkan goodbye..
(selamat tinggal) selamanya pada
BlackBerry. Tunggu saja…

Comments