Indosat Bersiap Geber 'WhatsApp' Lokal

Jakarta - Operator
telekomunikasi Indosat berencana
mengembangkan platform layanan
messaging lintas operator semodel
WhatsApp yang bisa digunakan
untuk komunikasi antar pelanggan
tanpa perlu bandwidth
internasional sekaligus
menumbuhkan industri aplikasi
lokal.
Aplikasi yang rencananya akan
dirilis paling cepat di kuartal
ketiga 2013 nanti akan diberi
nama kategori Rich Communication
System. Aplikasi ini akan dibuat
bersama mitra pengembang lokal
yang diayomi Indosat.
"Sekarang kami masih dalam proses
seleksi. Mungkin baru di kuartal
ketiga nanti kami luncurkan," kata
Sumantri Joko Yuwono, Group Head
Product & Marketing Support
Indosat di Grand Indonesia,
Jakarta, Senin (6/5/2013).
Seperti diketahui, operator
telekomunikasi dalam beberapa
tahun terakhir terancam
pendapatannya seiring
bermunculannya layanan berbasis
over-the-top (OTT) buatan
asing.
Riset Ovum secara global, layanan
OTT sangat berpotensi merugikan
pendapatan operator
telekomunikasi hingga USD 58
miliar atau sekitar Rp 555 triliun.
Potensi hilangnya pendapatan itu
dihitung Ovum sejak anjloknya
layanan SMS yang mulai digerogoti
oleh messaging OTT seperti
Whatsapp, BlackBerry Messenger,
Skype, Line, Yahoo Messenger,
Gtalk, dan sejenisnya.
Di tahun 2012 ini saja, dalam
hitung-hitungan Ovum, revenue
operator dari SMS di seluruh dunia
telah anjlok USD 23 miliar atau
sekitar Rp 220 triliun.
Potensi kerugian itu masih akan
terus meningkat dalam beberapa
tahun ke depan dan puncaknya
akan mencapai USD 58 miliar atau
sekitar Rp 555 triliun di 2016 nanti.
Meski demikian, layanan OTT ini
bak buah simalakama bagi
operator. Di satu sisi operator
membutuhkan OTT sebagai pemanis
layanan, di sisi lain
pendapatannya terancam tergerus
jika terus bergantung pada OTT
yang sejatinya hanya menumpang
dan tidak ikut membangun
jaringan.
Itu sebabnya, Indosat cepat-
cepat mencari opsi alternatif agar
tak semua penggunanya
keranjingan menggunakan OTT
asing. Dengan 'WhatsApp' lokal ini
nantinya, pengguna smartphone
juga bisa berkomunikasi dengan
feature phone tradisional dengan
pesan yang dikonversi menjadi
text-based messaging SMS.
Dengan begitu, revenue dari SMS
juga tetap terjaga, bandwidth
yang digunakan hanya lokal dan
menghemat bandwidth
internasional. Sementara di sisi
lain, aplikasi ini juga membuka
peluang bisnis bagi para developer
lokal.
"Aplikasi ini nantinya juga bisa
saja digunakan untuk operator
lain. Karena pada intinya kami
ingin membantu developer lokal
sekaligus menyelamatkan
industri," pungkas Sumantri.

Comments