Ilmuwan: komputer akan sepandai manusia 2029

Jakarta (ANTARA News) - Ide
mesin superpintar mungkin
terdengar hanya terjadi pada
film saja seperti "The
Terminator" atau "The Matrix,".
Namun banyak ahli yang
meyakini ide mesin super itu
dengan tingkat kecerdasan
dapat melebihi manusia, bisa
terjadi.
Para ahli meyakini singularitas
atau saat kecerdasan buatan
menyamai bahkan melebihi
manusia, bisa terjadi dalam 16
tahun. Tapi ada ahli lain yang
berbeda mengenai kapan dan
bagaimana singularitas akan
terwujud, seperti dilansir
Livescience, Rabu.
Beberapa orang percaya manusia
dapat melampaui keterbatasan
fisik mereka dengan bantuan
mesin. Tetapi yang lain berpikir
manusia pada akhirnya akan
melepaskan sebagian besar
kemampuan mereka dan secara
bertahap diserap ke dalam
kecerdasan buatan berbasis
organisme, seperti energi
membuat mesin dalam sel
manusia sendiri.
Seorang futuris bernama Ray
Kurzweil, dalam bukunya "The
Singularity is Near: When
Humans Transcend Biology",
memprediksi pada 2029 komputer
akan sepandai manusia dan pada
2045, komputer dapat miliaran
kali lebih hebat dari kecerdasan
manusia tanpa bantuan.
"Perkiraan saya tidak berubah,
tapi pandangan konsensus
ilmuwan kecerdasan buatan
telah berubah menjadi lebih
dekat dengan pandangan saya,"
tulis Kurzweil.
Ilmuwan komputer di University
of Wisconsin-Madison, Bill
Hibbard, tidak berani
memprediksi. Tapi Hibbard tetap
yakin kecerdasan buatan akan
memiliki tingkat kecerdasan
manusia beberapa kali di abad
ke-21.
"Bahkan jika tebakan paling
pesimis saya adalah benar, itu
akan terjadi selama masa orang
yang sudah lahir," kata Hibbard.
Sedangkan peneliti kecerdasan
buatan lain skeptis dengan ide
mesin yang melampaui
kecerdasan manusia.
"Saya tidak melihat tanda-
tanda bahwa kita dekat dengan
singularitas," kata ilmuwan
komputer di New York
University, Ernest Davis.
Ia mengatakan karena itu
intuisi fisik, manusia dapat
menonton seseorang
membatalkan secangkir kopi dan
hanya tahu bahwa hasil
akhirnya akan menjadi genangan
air di lantai.
Sebuah program komputer, di sisi
lain, harus melakukan simulasi
melelahkan dan mengetahui
ukuran yang tepat dari cangkir,
ketinggian cangkir dari
permukaan dan berbagai
parameter lain untuk memahami
hasilnya.
Hibbard menambahkan, setelah
singularitas terwujud, orang pun
tidak akan mati. Manusia dapat
memperbaharui pada bagian
sibernetika mesin tersebut.
"Mereka bisa melakukan apa
saja yang mereka inginkan-
asalkan secara fisik mungkin
dan tidak membutuhkan terlalu
banyak energi," ujar Hibbard.
Menurut Hibbard, kekhawatiran
lainnya, adalah ketika manusia
menuju masa depan yang
menghilangkan pekerjaan.
Misalnya mobil yang bisa
menyetir sendiri, dapat
meningkatkan keselamatan,
tetapi juga menempatkan
jutaan pengemudi truk keluar
dari pekerjaan.
"Sejauh ini, tidak ada orang
yang berencana untuk
kemungkinan tersebut," kata
Hibbard.
Sebaliknya, saat mesin telah
sepandai manusia, menurut
Robin Hanson, ekonom George
Mason University di Washington
DC, ekonomi akan berlipat ganda
setiap bulan atau minggu. Ini
telah terjadi pada singularitas
sebelumnya yakni revolusi
pertanian dan industri.
Devolusi manusia?
Saat produktivitas melonjak,
bisa jadi adalah bukan hal yang
baik. Misalnya, robot mungkin
bisa bertahan dalam skenario
kehancuran yang akan
melenyapkan manusia.
"Sebuah masyarakat atau
ekonomi yang dibuat terutama
dari robot tidak akan takut
menghancurkan alam dengan cara
yang sama dimana manusia harus
takut merusak alam," kata
Hanson.
Sementara itu, ahli mikrobiologi
perguruan tinggi Kenyon, Joan
Slonczewski, mengatakan
manusia telah melepaskan
banyak tugas yang cerdas
seperti kemampuan menulis,
navigasi, menghafalkan fakta
atau menghitung.
Bahkan, sejak Gutenberg
menemukan mesin cetak,
manusia terus menerus
mendefinisikan ulang
kecerdasan dan memindahkan
tugas kemanusiaan seperti
merawat orangtua, orang sakit.
"Pertanyaannya yaitu bisakah
kita berevolusi diri dari
eksistensi, berangsur-angsur
digantikan oleh mesin?" ujar
Slonczewski.
"Saya pikir itu merupakan
pertanyaan terbuka," ujarnya.
Slonczewski menganalogikan
masa depan kemanusiaan
kemungkinan mirip dengan
mitokondria, pembangkit energi
sel. Mitokondria sesekali adalah
organisme independen, tapi
pada beberapa titik, ditelan
bakteri primitif.
Bahkan mitokondria kemudian
membiarkan sel secara bertahap
mengambil alih semua fungsi
yang mereka gunakan, sampai
sel memproduksi energi.
"Kita seperti mitokondria, kita
menyediakan energi, tapi
mereka semakin melakukan
segala sesauatu," kata
Slonczewski

Comments