Ilmuwan Bikin Alat Detektor Perdarahan Otak

CALIFORNIA - Ilmuwan
mengembangan perangkat yang
mampu mendeteksi apabila
terjadi perdarahan di otak
manusia. Hal ini penting untuk
mendeteksi perdarahan otak
secara dini, yang ditujukan untuk
mengurangi risiko kematian.
Dilansir Dvice, Senin (4/2/2013),
kunci untuk menolong individu
dari kerusakan jangka panjang
dan kematian ialah deteksi dini.
Untuk itulah ilmuwan
mengembangkan perangkat
genggam infrascanner 2000, yang
menyugukan pemindaian
computerised tomography (CT)
secara cepat.
Perangkat berbentuk tongkat ini
berfungsi seperti alat pemindai
CT yang menggunakan teknologi
Near Infrared. Sebuah hematoma
atau perdarahan bisa dideteksi
dengan cara mengukur penyerapan
cahaya oleh kedua bagian otak.
Otak normal harus memiliki
penyerapan cahaya simetris. Saat
darah ekstravaskuler membangun
absorbansi cahaya lebih besar, ini
bisa mengungkap adanya trauma.
Infrascanner pertama kali
disetujui oleh FDA di 2011 untuk
perangkat diagnosis di rumah
sakit. Sistem ini bekerja melalui
laser diode 808 nanometer yang
berinteraksi dengan detektor
cahaya dan filter NIR yang
ditempatkan di kepala.
Untuk menggunakan alat ini,
perangkat sensor ditempatkan
dengan jarak 4 centimeter dari
kepala. Kemudian, cahaya akan
bereaksi dengan jaringan bawah
sensor dan mengirimkan data
kembali ke perangkat. Proses ini
memakan waktu sekira dua menit.
Kabarnya, perangkat ini
digunakan untuk evaluasi
lapangan di bidang militer
Angkatan Laut Amerika Serikat
(AS), Marinir di Iraq dan
Afganistan. Infrascanner 2000
mendukung dua baterai AA,
bersama dengan baterai yang
dapat diisi ulang.
Perangkat detektor perdarahan
otak ini kabarnya baru tersedia
di Amerika Serikat. Selain
mendeteksi adanya perdarahan
otak, pengembangan lebih lanjut
juga bisa memantau konsumsi
obat-obatan dan alkohol, bukti
penyakit stroke serta gegar otak
pada atlet olahraga.

Comments