China Bukan Dalang Peretas Evernote

BEIJING - Evernote merupakan
salah satu layanan online yang
menjadi korban serangan hacker.
Namun layanan penyimpanan
dokumen online itu menegaskan
bahwa serangan yang terjadi
pada Maret lalu tidak berasal dari
China.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat
(10/5/2013), Chief Executive
Officer (CEO) Evernote Phil Libin
mengatakan dalam sebuah
wawancara bahwa serangan yang
memakan biaya jutaan dollar itu
tidak disponsori oleh sebuah
negara, tapi diduga justru berasal
kelompok pencuri identitas.
Untuk mengetahui dalang serangan
cyber itu, Evernote menggandeng
perusahaan keamanan Amerika
Serikat (AS) Mandiant Corp. Saat
ini, kata Libin, penyelidikan
kasus itu hampir selesai dan
rinciannya akan tersedia dalam
beberapa pekan mendatang.
Dua bulan setelah diserang
hacker, kini Evernote telah pulih
sepenuhnya. Bahkan kini menurut
Libin, Evernote memiliki 100 ribu
pengguna baru setiap hari yang
pertumbuhannya lebih lebih cepat
dibandingkan sebelum diserang
pada Maret lalu.
Sekedar informasi, Evernote
memungkinkan pengguna
menyimpan dokumen, gambar, dan
konten lainnya di pusat data
yang bisa diakses dari perangkat
mobile termasuk smartphone dan
tablet.
Seiring kesuksesan yang telah
diraih, perusahaan itu
mengatakan Agustus lalu bahwa
pihaknya tidak berencana untuk
melantai di bursa setidaknya
sampai 2015. Evernote beralasan,
pihaknya sedang berusaha untuk
membuat pengguna produk gratis
beralih sebagai pelanggan
berbayar.
Saat ini Evernote menghasilkan
uang dengan menggunakan versi
premium yakni menawarkan versi
gratis yang bisa di-upgrade
menjadi keanggotaan berbayar
dan memiliki lebih banyak
keuntungan. Maret lalu, Evernote
mengatakan telah memiliki 50
juta pengguna di seluruh dunia
dengan sepertiga diantaranya
berasal dari AS.

Comments