Cara Baru Ubah Cahaya Matahari Jadi Energi Listrik

CALIFORNIA - Ilmuwan dari
Departments of Chemistry,
Chemical Engineering and Materials
di UC Santa Barbara (UCSB)
melakukan penelitian baru untuk
mengembangkan pembangkit listrik
tenaga surya. Cara terbaru untuk
menghasilkan listrik ini
menggunakan proses dari bahan
dasar logam.
Dilansir Redorbit, Selasa
(26/2/2013), sejak ratusan tahun
lalu, manusia mencari cara
bagaimana mengubah cahaya
matahari menjadi sumber energi
listrik. Saat ini, manusia telah
mampu menggunakan bahan dasar
kaca dan cermin untuk
memusatkan sinar matahari guna
membuat api.
Ilmuwan Yunani juga pernah
menggunakan perisai perunggu
untuk merefleksikan dan
memfokuskan sinar matahari
untuk membakar kapal kayu.
Langkah besar dalam mengubah
sinar matahari menjadi listrik
bisa melalui teknologi
photovoltaics (PV) atau
menggunakan concentrated solar
power (CSP).
Terkini, ilmuwan dari Amerika
Serikat ini mengklaim telah
menemukan metode baru untuk
memanen energi matahari. Bahan
dasar untuk mengonversi cahaya
matahari menjadi listrik ini tidak
lagi dengan kaca atau cermin,
namun menggunakan logam.
Penelitian ini menjanjikan daya
lebih kuat ketimbang banyak
semikonduktor yang digunakan
dalam metode konvensional.
Penemuan ini dipublikasikan dalam
edisi terbaru, jurnal Nature
Nanotechnology.
"Ini adalah alternatif radikal
baru dan berpotensi bisa
diterapkan pada perangkat
konversi solar berbasis
semikonduktor," kata Martin
Moskovits, profesor kimia di
UCSB.
Proses ini melibatkan sinar
matahari yang menerpa permukaan
bahan semikonduktor, di mana
salah satu sisi dari bahan
tersebut kaya dengan elektron.
Akan terjadi reaksi jika foton
atau partikel cahaya mulai
bereaksi pada elektron tersebut.
Hasilnya ialah, partikel
bermuatan yang ditangkap ini
bisa dimanfaatkan untuk daya
lampu, mengisi baterai atau
bahkan memfasilitasi reaksi
kimia. "Sebagai contoh, elektron
dapat menyebabkan ion hidrogen
dalam air untuk bisa dikonversi
menjadi hidrogen, bahan bakar,"
jelas Moskovits.

Comments